Selasa, 19 Februari 2019
Seminar Awam
Rabu, 07 November 2018
Memilih Produk Pemutih yang Aman Bagi Kulit
Oleh dr. Asmahani,Sp.KK
Kulit
putih dan cerah masih menjadi dambaan para wanita di Asia, salah satunya juga
di Indonesia. Kulit putih dan cerah sering berhubungan dengan simbol
kecantikan, kesehatan, kesejahteraan, dan status sosial. Media juga mempunyai
peranan penting dalam hal ini, banyak sekali iklan produk memakai model dengan
kulit putih bersih, sehingga banyak wanita mempunyai harapan memiliki kulit
putih dan bersih seperti model. Sebagai ras Asia dengan daerah yang memiliki
curah matahari tinggi, kulit orang Indonesia cenderung berwarna kecoklatan, ini
dapat disebabkan dari faktor genetik maupun respon terhadap paparan sinar
matahari. Pada orang dengan kulit gelap didapatkan pigmen melanin yang lebih
banyak daripada orang dengan kulit cerah. Melanin dihasilkan oleh sel melanosit
yang terdapat di lapisan kulit basal, ketika terpapar sinar matahari, melanosit
akan lebih banyak menghasilkan melanin yang akan didistribusikan ke sel-sel
kulit yang sekaligus berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari. Pigmen
melanin yang semakin banyak tersebut membuat kulit lebih gelap. Jadi pigmen
melanin pada kulit gelap selain menandakan bahwa kita sering terpapar sinar
matahari juga akan melindungi dari sinar matahari.
Banyak
sekali produk-produk pemutih yang beredar di pasaran secara resmi maupun tidak
resmi. Penting bagi kita untuk memilih produk yang aman bagi kulit, sebaiknya
pilihlah produk yang memiliki ijin resmi, hindari produk tidak jelas apalagi
berharga murah dengan embel-embel menjanjikan hasil secara cepat dan instan.
Kulit yang cerah dan sehat tidak akan berlangsung secara cepat dan instan.
Produk
kosmetik untuk mencerahkan kulit dapat berupa krim, lotion, sabun, maupun
melalui injeksi. Pemilihan produk yang salah dapat berakibat kulit semakin gelap,
muncul flek hitam, menipis, dan kering. Contoh
bahan kosmetik yang berbahaya bukan saja mempunyai efek pada kulit juga bagi
organ tubuh yaitu merkuri. Merkuri sudah di larang sebagai bahan pemutih di
Indonesia, namun masih banyak ditemui pada produk-produk kosmetik pemutih yang
tidak resmi. Dahulu merkuri digunakan untuk mencerahkan kulit karena menghambat
pembentukan melanin, namun kemudian diketahui penggunaan merkuri dalam jangka
waktu lama dapat membuat kulit dan kuku semakin hitam karena merkuri tersimpan
dalam lapisan kulit atas dan rambut. Selain itu karena merkuri dapat diserap
tubuh melalui kulit, kelenjar keringat, kelenjar minyak sehingga menyebabkan gangguan ginjal, gangguan saraf,
bahkan melalui plasenta sehingga dapat berpengaruh ke janin.
Jenis
bahan produk pemutih kulit dibedakan menjadi bahan yang bisa dibeli bebas dan
harus dengan pengawasan dokter. Biasanya produk pemutih yang dibeli bebas
dipasaran mengandung berbagai macam antioksidan maupun bahan alami dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Bahan-bahan ini tidak menyebabkan efek
samping, ringan, namun dapat membuat kulit lebih cerah. Contohnya yaitu vitamin
C, vitamin E, vitamin B3, ekstrak akar Glycyrrhiza alba, ekstrak akar Morus
alba, ekstrak licorice, ekstrak kedelai dan ekstrak aloevera. Vitamin C,
vitamin E dan vitamin B3 merupakan antioksidan yang dapat menghambat
pembentukan melanin, menghilangkan sel kulit mati, melembabkan kulit, serta dapat melindungi kulit dari sinar
matahari. Ekstrak akar Glycyrrhiza alba, ekstrak licorice, ekstrak kedelai,
ekstrak aloevera, ekstrak akar Morus alba berfungsi menghambat pembentukan
melanin, anti radang, dengan efek samping yang rendah.
Bahan
pemutih yang harus dengan pengwasan dokter biasanya lebih keras dan menimbulkan
efek samping jika digunakan tidak sesuai aturan. Produk-produk tersebut
biasanya mengandung Alpha Hidroxy acid (AHA), tretinoin, salicylic acid, kojic
acid, retinol, azelaic acid, arbutin, glycolic acid, hydroquinon dll. Beberapa
fungsi dari bahan-bahan tersebut yaitu mempercepat regenerasi kulit, menghambat
pembentukan melanin, maupun menghancurkan melanin secara langsung sehingga
sehingga kulit nampak lebih cerah. Akan tetapi beberapa penggunaan pada pasien
tertentu bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi maupun alergi dengan gejala
kemerahan, terasa panas, gatal, maupun kulit mengelupas, sehingga penggunaannya
harus dengan pengawasan dokter.
Dalam
penggunaan bahan pemutih apapun, yang wajib kita gunakan adalah tabir surya.
Penggunaan tabir surya akan melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV). Sinar
UV terdiri dari sinar UV A dan UV B. UV A akan memicu sel kulit memproduksi
melanin sehingga kulit akan terlindung dari sinar UV, akan tetapi kulit menjadi
semakin gelap. Sedangkan UV B akan membuat kulit menjadi radang sehingga
beresiko terjadi kanker kulit. Jadi pemilihan tabir surya sebaiknya bukan hanya
dapat melindungi dari sinar UV A namun juga dapat melindungi dari sinar UVB.
Pada beberapa tabir surya biasanya juga ditambahkan antioksidan seperti vitamin
C, vitamin E, maupun vitamin B3, sehingga kulit lebih terlindungi juga menjadi
lebih cerah.
Jumat, 26 Oktober 2018
Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak
Selasa, 23 Oktober 2018
Rumah Sakit NU Raih Juara Pertama Ajang Persi Award 2018
Prestasi
membanggakan diraih Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa
Timur. Pada ajang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi)
Award 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis
(18/10) lalu, rumah sakit milik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo
ini memperoleh juara pertama.
Kepala Humas RSI
Siti Hajar Sidoarjo, dr Silvy Rahmah Yanthi mengatakan, kompetisi yang
diikuti rumah sakit ini dalam bentuk makalah yang diteliti di seluruh
rumah sakit setempat. Khusus yang dilakukan di rumah sakit ini adalah
tentang citra, merk dan loyalitas. Penelitian sebenarnya sebuah
pembuktian bahwa apa yang dilakukan membawa efek besar bagi rumah sakit
terhadap loyalitas, citra, dan merk.
Untuk
mempersiapkan makalah, tim membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Karena
itu penelitian dan persiapannya pada Agustus lalu. Sedangkan secara
kegiatan yang diteliti yaitu yang sudah dilakukan sejak awal berdiri.
“Di antaranya senam diabet, senam asma, penyuluhan kesehatan, kubroan NU
dan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat pada umumnya,” kata dr
Silvy.
Ia menjelaskan, sebenarnya kegiatan yang
langsung ke masyarakat akan secara tidak langsung mempengaruhi citra,
merk dan loyalitas yang diikutkan pada ajang Persi Award tersebut. Namun
tidak semua rumah sakit melakukan itu.
“Nah,
di RSI Siti Hajar membuktikan bahwa kegiatan itu non profit, tapi
ternyata secara tidak langsung bersentuhan dan akan kembali karena
mengangat citra, merk dan loyalitas rumah sakit,” jelasnya.
Secara
garis besar, peserta kompetisi Persi Award tahun ini sebanyak 209
makalah dari 136 rumah sakit se-Indonesia. Kemudian diambil lima finalis
dan juara pertama tingkat nasional disabet oleh RSI Siti Hajar ini.
“Direksi kami dan seluruh manajemen percaya bahwa di dalam RSI Siti Hajar banyak potensi skala nasional,” ungkapnya.
Dengan
adanya juara ini, secara pribadi dirinya berharap kegiatan yang
bersentuhan dengan masyarakat tetap dipertahankan. “Karena direktur
pernah menyampaikan bahwa setiap kali memberi, dalam arti bersentuhan
dengan masyakarat akan menimbulkan yang lebih banyak lagi,” ujarnya
menirukan perkataan Direktur RSI Siti Hajar, dr H Hidayatullah.
Dokter
Silvy sebelumnya tidak menyangka akan menyabet juara pertama tingkat
nasional. Karena pihak rumah sakit baru pertama kali mengikuti ajang
ini. “Alhamdulillah, pertama kali ikut langsung juara,” bangganya.
Selain
meraih juara ini, sebelumnya RSI Siti Hajar juga meraih juara satu pada
ajang PWNU Jatim Award dua kali berturur turut juara satu. Juara satu
HKN Sidoarjo tentang Germas video profil, dan masih banyak lagi juara
lainnya.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan
mengikuti lomba implementasi green hospital yang juga skala nasional.
Pihaknya berharap akan mendapatkan juara nasional lagi.
Rumah
sakit ini berusaha menjadi yang terbaik, dan setiap kali mengikuti
lomba harus sempurna. Karena pihak menejemen yakin, kalau berusaha
menjadi yang terbaik, akan mendapatkan hasil sesuai yang dikerjakan.
“Jika masih rejeki, maka insyaallah akan seperti sebelum-sebelumnya.
Mohon doanya,” tutupnya. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)
Rabu, 18 Juli 2018
Habis Sholawatan, Ratusan Warga Nobar Final Piala Dunia di RS Siti Hajar
Rasa gembira terpancar pada ratusan warga tengah menunggu keluarga yang
sakit di RSI Siti Hajar Sidoarjo Jalan Raden Patah No. 70 - 72,
Bulusidokare Sidoarjo Minggu (15/7/2018).
Kenapa? Mereka mendapatkan hiburan nonton bareng (nobar) laga final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Kroasia Vs Prancis melalui layar vidiotron yang di gelar di halaman parkir RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Selain keluarga pasien, acara ini juga disaksikan para kyai dan pihak management yang ngefans sepak bola dan juga masyarakat umum yang ada di sekitar rumah sakit milik warga NU Sidoarjo tersebut.
Pihak rumah sakit sengaja mengadakan nonton bareng sambil bersholawat ini agar warga maupun keluarga pasien bisa terhibur, tidak jenuh setelah beberapa hari menunggu keluarganya yang sakit dan bisa menyaksikan pertandingan meski berada di rumah sakit.
Wakil Direktur Umum RSI Siti Hajar Sidoarjo H. Muhammad Zuhdi Mansur mengatakan, selain untuk menyemarakkan pertandingan Piala Dunia 2018, pihaknya ingin mengenalkan keberadaan rumah sakit kepada masyarakat, dan tidak hanya sebagai rumah sakit melainkan juga sebagai rumah sehat.
"Kami berharap dengan adanya nobar ini bisa menghibur keluarga pasien, di tengah kesedihan karena keluarga mereka tengah dirawat. Nobar ini tidak hanya momen Piala Dunia 2018 ini saja. Melainkan saat Piala AFF U19 dan lainnya juga diadakan," katanya.
menjelaskan, pihak rumah sakit tidak membatasi untuk masyarakat umum yang ingin melihat pertandingan di layar vidiotron. "Ini semua kami adakan untuk hiburan keluarga pasien dan masyarakat umum," jelas pria yang menjago Prancis sebagai juara Piala Dunia 2018.
Meski tidak tampak adanya barisan atau blok pendukung fanatik diantara kedua tim Kroasia dan Perancis, acara nobar ini berlansung meriah. Kala ada tim baik itu Kroasia maupun Prancis yang ada pemainnya menggiring bola sampai dekat gawang, banyak pendukungnya yang bersorak-sorak atau teriak agar bola yang ditendang masuk ke jaring gawang
Kenapa? Mereka mendapatkan hiburan nonton bareng (nobar) laga final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Kroasia Vs Prancis melalui layar vidiotron yang di gelar di halaman parkir RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Selain keluarga pasien, acara ini juga disaksikan para kyai dan pihak management yang ngefans sepak bola dan juga masyarakat umum yang ada di sekitar rumah sakit milik warga NU Sidoarjo tersebut.
Pihak rumah sakit sengaja mengadakan nonton bareng sambil bersholawat ini agar warga maupun keluarga pasien bisa terhibur, tidak jenuh setelah beberapa hari menunggu keluarganya yang sakit dan bisa menyaksikan pertandingan meski berada di rumah sakit.
Wakil Direktur Umum RSI Siti Hajar Sidoarjo H. Muhammad Zuhdi Mansur mengatakan, selain untuk menyemarakkan pertandingan Piala Dunia 2018, pihaknya ingin mengenalkan keberadaan rumah sakit kepada masyarakat, dan tidak hanya sebagai rumah sakit melainkan juga sebagai rumah sehat.
"Kami berharap dengan adanya nobar ini bisa menghibur keluarga pasien, di tengah kesedihan karena keluarga mereka tengah dirawat. Nobar ini tidak hanya momen Piala Dunia 2018 ini saja. Melainkan saat Piala AFF U19 dan lainnya juga diadakan," katanya.
menjelaskan, pihak rumah sakit tidak membatasi untuk masyarakat umum yang ingin melihat pertandingan di layar vidiotron. "Ini semua kami adakan untuk hiburan keluarga pasien dan masyarakat umum," jelas pria yang menjago Prancis sebagai juara Piala Dunia 2018.
Meski tidak tampak adanya barisan atau blok pendukung fanatik diantara kedua tim Kroasia dan Perancis, acara nobar ini berlansung meriah. Kala ada tim baik itu Kroasia maupun Prancis yang ada pemainnya menggiring bola sampai dekat gawang, banyak pendukungnya yang bersorak-sorak atau teriak agar bola yang ditendang masuk ke jaring gawang
Rabu, 11 Juli 2018
RSI Siti Hajar Sidoarjo Dua Kali Raih Juara NU Jatim Award
Senin, 9 Juli 2018 merupakan hari yang cukup menggembirakan bagi
keluarga besar Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur.
Pasalnya, setelah melalui seleksi yang ketat di ajang NU Jatim Award
2018 kategori unit usaha NU, RSI Siti Sidoarjo Hajar berhasil meraih
kategori terbaik RS tipe B dan berhak menerima tropi juara.
Yang
cukup membanggakan, ini adalah penghargaan yang kedua kalinya secara
berturut-turut pada tahun sebelumnya, pada kategori yang sama di ajang
NU Jatim Award yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) Jawa Timur.
"Prestasi kali ini
lebih berasa dibanding tahun lalu, karena tahun ini kita berfastabiqul
khoirot dengan lebih banyak peserta dari berbagai Rumah Sakit NU Se-Jawa
Timur," kata Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo, H Hidayatullah, Rabu
(11/7).
Menurutnya, ini semua berkat
kekompakan, kerja keras, kecerdasan dan keikhlasan teman-teman civitas
hospitalia RSI Siti Hajar Sidoarjo serta berkat kasih sayang dari Allah
SWT. "Ini bukan semata-mata kita hebat, tapi karena Allah SWT begitu
Maha Welas Asih memberi kemudahan dan keridlaan kepada kita," tutupnya.
RSI
Siti Hajar Sidoarjo adalah satu-satunya rumah sakit swasta kebanggan
warga NU Sidoarjo. Didirikan oleh Muslimat NU dan dikelola secara
profesional oleh BPM (Badan Pelaksana Mabarot) NU Siti Hajar Sidoarjo.
Saat
ini RSI Siti Hajar Sidoarjo berkembang pesat menjadi Rumah Sakit
rujukan yang terpercaya di Sidoarjo. Didukung oleh tim SDM dan tenaga
medis yang berpengalaman serta peralatan medis yang canggih. RSI Siti
Hajar Sidoarjo menjadi kategori rumah sakit tipe B, dan juga berhasil
meraih predikat Paripurna dalam Akreditasi Versi 2012 oleh Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARS)