Sebanyak 155 anak kurang mampu di Kabupaten Sidoarjo dan Surabaya
mengikuti khitanan massal yang digelar oleh Rumah Sakit Islam (RSI) Siti
Hajar Sidoarjo, di ruang Darun Nai'im lantai 3, Sabtu (27/1).
Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo dr H Hidayatullah mengatakan, khitanan massal ini merupakan rangkaian acara untuk memperingati Harlah RSI Siti Hajar Sidoarjo ke-55. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun.
"Acara ini rutin diadakan setiap tahunnya agar RSI Siti Hajar bisa merangkul masyarakat umum. Selain itu, bertujuan untuk mengenalkan rumah sakit kepada masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya agar RSI Siti Hajar lebih baik lagi," kata Hidayatullah.
Dokter spesialis saraf itu menyebutkan, tahun ini jumlah pesertanya mengalami peningkatan yang sangat drastis yakni sebanyak 155 dari jumlah target 100 peserta. Sedangkan tahun lalu sekitar 80 peserta. Peserta khitan selain mendapatkan obat-obatan, juga mendapatkan baju takwa, kopiah, sarung, dan uang saku.
Ia berharap, khitanan massal ini dapat berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga anak-anak yang dikhitan bisa cepat sembuh dan menjadi anak yang saleh. "Semoga mereka menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Dan RSI Siti Hajar maupun keluarga NU selalu diberkahi Allah SWT," harapnya.
Peserta khitan massal Cahyo Pamungkas mengaku senang mengikuti khitan massal ini. Selama dikhitan, ia tidak menangis karena tidak merasa sakit. "Gak sakit, rasanya seperti digigit semut," akunya.
Panitia khitan massal dr Singgih Adi Saputra menyatakan, peserta khitan diberikan obat-obatan antibiotik, antinyeri, dan diberikan surat kontrol tiga hari secara gratis. Ia menyarakan, bagi anak yang telah dikhitan agar mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, protein dan mineral agar luka khitan pada alat kelaminnya cepat mengering.
"Mindset orang tua yang mengatakan bahwa setelah anak disunat tidak boleh bergerak atau beraktivitas itu salah. Jadi orang tua harus membantu menjaga pola makan anak-anaknya yang mengandung protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan dan daging. Selama anak tidak memiliki alergi, makanan apa saja bebas. Justru makanan yang banyak akan menimbulkan penyembuhan luka yang lebih baik," kata Singgih.
Ia menambahkan, setelah kencing atau mandi, kondisi kelaminnya harus dijaga dan segera dikeringkan. Setelah itu diberikan salep agar mempercepat penyembuhan lukanya. (Moh Kholidun/Alhafiz K)
Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo dr H Hidayatullah mengatakan, khitanan massal ini merupakan rangkaian acara untuk memperingati Harlah RSI Siti Hajar Sidoarjo ke-55. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun.
"Acara ini rutin diadakan setiap tahunnya agar RSI Siti Hajar bisa merangkul masyarakat umum. Selain itu, bertujuan untuk mengenalkan rumah sakit kepada masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya agar RSI Siti Hajar lebih baik lagi," kata Hidayatullah.
Dokter spesialis saraf itu menyebutkan, tahun ini jumlah pesertanya mengalami peningkatan yang sangat drastis yakni sebanyak 155 dari jumlah target 100 peserta. Sedangkan tahun lalu sekitar 80 peserta. Peserta khitan selain mendapatkan obat-obatan, juga mendapatkan baju takwa, kopiah, sarung, dan uang saku.
Ia berharap, khitanan massal ini dapat berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga anak-anak yang dikhitan bisa cepat sembuh dan menjadi anak yang saleh. "Semoga mereka menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Dan RSI Siti Hajar maupun keluarga NU selalu diberkahi Allah SWT," harapnya.
Peserta khitan massal Cahyo Pamungkas mengaku senang mengikuti khitan massal ini. Selama dikhitan, ia tidak menangis karena tidak merasa sakit. "Gak sakit, rasanya seperti digigit semut," akunya.
Panitia khitan massal dr Singgih Adi Saputra menyatakan, peserta khitan diberikan obat-obatan antibiotik, antinyeri, dan diberikan surat kontrol tiga hari secara gratis. Ia menyarakan, bagi anak yang telah dikhitan agar mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, protein dan mineral agar luka khitan pada alat kelaminnya cepat mengering.
"Mindset orang tua yang mengatakan bahwa setelah anak disunat tidak boleh bergerak atau beraktivitas itu salah. Jadi orang tua harus membantu menjaga pola makan anak-anaknya yang mengandung protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan dan daging. Selama anak tidak memiliki alergi, makanan apa saja bebas. Justru makanan yang banyak akan menimbulkan penyembuhan luka yang lebih baik," kata Singgih.
Ia menambahkan, setelah kencing atau mandi, kondisi kelaminnya harus dijaga dan segera dikeringkan. Setelah itu diberikan salep agar mempercepat penyembuhan lukanya. (Moh Kholidun/Alhafiz K)