Oleh dr.
Nur Liya Khanifa
Kejang
demam masih menjadi mimpi buruk bagi ayah bunda. Hal ini terjadi pada saat anak
demam yang menimbulkan kejang, kejang yang disertai mata mendelik, kaku sampai
kelojotan, dan lidah tergigit, dan sangat memungkinkan membuat orangtua panik
dan bisa saja melakukan hal yang tidak seharusnya menjadi pertolongan pertama
saat kejang terjadi. Benarkah kejang demam berbahaya?
Kejang demam merupakan kejang yang
terjadi saat suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan oleh proses
di luar otak. Rentan usia kejadian kejang demam adalah pada usia 6 bulan sampai
5 tahun. Ciri khas dari kejang demam adalah demamnya yang mendahului kejang,
pada saat kejang anak masih dan sedang demam, setelah kejang anak langsung
sadar kembali atau menangis. Kejang demam akan berhenti sendiri dalam waktu
kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Penyebab kejang demam adalah demam
yang terjadi secara mendadak. Demam disebabkan infeksi bakteri atau virus,
misalnya infeksi saluran napas atas (batuk, pilek), diare yang disertai
dehidrasi. Tidak diketahui secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang
pada satu anak dan tidak pada anak lainnya, namun diduga ada faktor genetik yang
berperan, jika ada salah satu anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam maka bisa terjadi pada anggota keluarga yang lain.
Bila melihat anak kejang, usahakan untuk tetap tenang
dan lakukan hal berikut :
- Letakkan
anak pada tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti api,
listrik dan benda pecah belah.
- Posisikan
anak dalam posisi miring agar muntahan atau benda lain yang ada dalam
mulut akan keluar sehingga anak tidak tersedak.
- Jangan
memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, jari orangtua,
atau benda lainnya ke dalam mulut berisiko menjadi sumbatan jalan nafas.
- Jangan
memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan
nafas apabila luka
- Jangan
menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat
menyebabkan patah tulang.
- Ingat
dan amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena dapat menjadi
informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian
bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
Pencegahan kejang demam yang pertama
tentu dengan usaha menurunkan suhu tubuh apabila anak demam. Jika anak sudah
memiliki riwayat kejang demam, maka sebisa mungkin dijaga agar tidak demam atau
mengalami infeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat penurun
panas, misalnya parasetamol atau ibuprofen (jika anak tidak memiliki alergi
obat). Pemberian kompres air hangat (bukan dingin) pada dahi, ketiak, dan
lipatan siku juga dapat membantu. Memakai pakaian longgar saat mengalami demam,
agar suhu tubuh tidak semakin meningkat.
Sebaiknya, wajib bagi orangtua
memiliki termometer di rumah dan mengukur suhu anak saat sedang demam.
Pengukuran suhu berguna untuk menentukan apakah anak benar mengalami demam dan
pada suhu berapa kejang demam timbul. Pengobatan jangka panjang hanya diberikan
pada sebagian kecil kejang demam dengan kondisi tertentu.
Kejang
demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya
kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun.
Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan
berkembang secara normal tanpa adanya kelainan. Epilepsi terjadi pada kurang
dari 5 persen anak kejang demam, dan biasanya pada anak-anak ini terdapat
faktor risiko lain. Oleh karena itu, sebagian besar anak dengan kejang demam
tidak memerlukan bermacam pemeriksaan seperti rekam otak atau
elektroensefalografi (EEG) atau CT scan.
Kejang
memang tampak menakutkan dan merupakan momok bagi semua orangtua, pada umumnya
kejang demam tidak berbahaya, tidak merusak otak anak, tidak mengganggu
kecerdasan anak, dan kejang akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia.
Maka dari itu, ayah bunda tidak perlu panik dan khawatir apabila buah hatinya
mengalami kejang demam.