Kerusakan gigi merupakan masalah yang paling umum terjadi pada anak-anak dibandingkan penyakit gigi lainnya. Walaupun gigi susu hanya bersifat sementara, namun kebersihan dan kesehatannya tetap harus diperhatikan. Salah satu fungsi gigi susu adalah sebagai panduan gigi tetap yang akan tumbuh. Keberadaannya sangatlah penting untuk mempertahankan ruangan sebelum digantikan oleh gigi tetap. Kehilangan dini gigi susu pada anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wajah, tulang rahang dan oklusi gigi geligi, yang berarti kehilangan keseimbangan struktur, efisiensi pengunyahan dan keharmonisan wajah. Pada umumnya kehilangan gigi pada anak terjadi karena gigi berlubang yang tidak dirawat atau dapat juga karena trauma.
Mempertahankan gigi susu agar selalu
sehat tidaklah mudah, oleh karenanya perlu peran aktif orang tua. Peran orang
tua sangat diperlukan dalam membimbing , memberikan perhatian, mengingatkan dan
menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan
mulut. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk perilaku
yang mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak. Salah satu usaha yang dapat
yang dapat dilakukan adalah dengan membawa anaknya berkunjung ke dokter gigi,
diharapkan dengan membiasakan anak melakukan pemeriksaan gigi secara rutin akan
mengatasi rasa cemas dan ketakutan anak terhadap perawatan gigi dan mulut.
Kunjungan anak ke dokter gigi pada
kali pertama sangatlah menentukan untuk motivasi perawatan gigi selanjutnya.
Pada kunjungan pertama ini sebaiknya hanya untuk memperkenalkan pada anak
bagaimana rasanya memeriksakan gigi dan memperlihatkan bahwa ini adalah
pengalaman yang menyenangkan. Biasanya dokter gigi akan berusaha mengakrabkan
diri dengan anak sebelum memeriksa gigi. Hal ini penting untuk menjalin ikatan
dengan anak, agar anak dapat bekerjasama selama perawatan. Kemudian setelah
anak mulai mengenal dokter gigi, perawatan ringan yang tidak menimbulkan rasa
sakit akan diberikan agar timbul rasa percaya pada dokter gigi. Idealnya
perawatan yang meliputi pencabutan atau preparasi dengan bor tidak dimulai pada
kunjungan pertama, sayangnya anak sering dibawa pertama kali ke dokter gigi
dalam keadaan sakit. Sehingga prosedur pendahuluan yaitu memperkenalkan anak ke dokter gigi
tidak mungkin dilakukan. Bagi orang dewasa bila ia merasa kurang senang pada
satu dokter gigi ia akan pergi ke dokter gigi lain, tetapi tidak demikian
halnya dengan pasien anak. Sekali ia mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan akan sulit baginya untuk membangun kepercayaan terhadap dokter
gigi.
Peran orang tua selanjutnya
membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan ketika masih berusia beberapa
bulan saat gigi belum mulai muncul. Dengan menggunakan kasa yang dililitkan
pada jari telunjuk, gunakan untuk mengelap dan memijat gusi bayi dua kali
sehari. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan membiasakan
anak dengan perawatan mulut. Setelah gigi susu pertama muncul, gunakan sikat
gigi halus dan air biasa untuk menyikat gigi. Jangan menggunakan pasta gigi
sampai anak bisa belajar untuk berkumur dan meludahkan busanya, setelah itu
gunakan sedikit saja dan harus tetap awasi peggunaannya. Aktivitas menyikat
gigi anak sampai usia tujuh atau delapan tahun harus tetap dimonitor orang tua,
sampai anak mengatahui cara menyikat gigi yang benar.
Pemberian edukasi mengenai
pentingnya perawatan kesehatan gigi sebaiknya diberikan kepada anak. Edukasikan
pada anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi setelahs
arapan dan malam sebelum tidur. Memberitahukan pada anak makanan dan minuman
apa saja yang dapat merusak gigi, mengupayakan tidak terlalu sering
mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut. Anak juga sebaiknya diusahakan
untuk menyukai sayuran dan buah-buahan yang dapat mendukung pertumbuhan tulang
dan gigi anak. Orang tua perlu memeriksakan gigi anak ke dokter gigi sejak
dini, yaitu mulai usia 2 tahun. Jangan hanya membawa anak ke dokter gigi karena
ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa kedokter gigi rutin 6 bulan sekali untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan gigi serta merawatnya jika diperlukan.
Orang tua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak seperti melihat
adanya gigi yang berlubang atau gigi yang goyang.
Keberhasilan suatu perawatan
dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya
bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi motivasi orang tua dalam
menjaga kesehatan gigi, serta kerjasama orang tua dan dokter gigi juga
sangatlah penting dalam keberhasilan pengenalan dan perawatan gigi anak sejak
dini.
Dini
Safitri, drg., Sp.KGA